Friday, February 4, 2011

Refleksi Untuk SBY

"Solid...!!!" tegas sekali, tanpa ada pertimbangan. satu kata yang diutarakan oleh Richard Greene, seorang pakar komunikasi internasional terkemuka yang juga seorang pelatih pidato orang-orang besar dunia dan seorang penulis, terhadap Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono mengenai gaya berpidato dan berkomunikasinya. Tidak hanya itu, bahkan berkali-kali ia memuji tentang hal tersebut dari berbagai sisi, yakni keautentikan, ketegasan, kelugasan, keapadaan, dan banyak lagi.


Cukup menarik acara yang baru saja ditayangkan metro tv barusan tentang "Leadership Inspiring" mengenai perihal berpidato dan komunikasi para pemimpin dunia. Sedikit banyak mengulas gaya berpidato yang menggugah dunia seperti John F. Kennedy, Nelson Mandela, Mahatma Ghandi, Soekarno, Barrack Obama dan beberapa lagi yang lainnya.

Ungkapan seorang pakar sekaliber Richard Greene mungkin tidak mudah untuk diragukan, mengingat kacamata analisanya yang cukup besar dalam melihat dan memaknai gaya berpidato seseorang. Lebih berkompeten dalam hal ini tentunya. Meskipun, mungkin ungkapannya mengenai SBY bertolak belakang dengan persepsi publik pada umumnya saat ini.

"Presiden ngeluh Minta naik gaji" adalah tajuk yang masih hangat dibicarakan. Berbagai kecaman, cacian, Adanya inisiasi pengumpulan koin prihatin untuk kesejahteraan bagi presiden, yang saya lebih menganggapnya sebagai sebuah "Pelecehan" merupakan tanda bahwa hal itu menjadi polemik yang tidak sederhana.

"Seuntai kata mampu membahasakan sejuta makna"

"Sampaikan ke seluruh jajaran TNI/Polri, ini tahun ke-6 atau ke-7 gaji presiden belum naik"
tepat seperti itulah bunyi lontaran dari Presiden dalam rapat pimpinan TNI dan Polri tahun 2011, Jumat 21 Januari.

Dalam konteks sosial, kita sepakat untuk mengecam hal itu. Seseorang yang telah diberi mandat oleh rakyat yang tujuan utamanya untuk membangun sebuah peradaban kesejahteraan dan kemajuan, masih bisa menyuarakan perihal kenaikkan Gaji yang perbulannya 63 juta berikut tunjangan (diluar tetek bengek yang lain) adalah nominal yang luar biasa besar. sedangkan yang memberi mandat bagaikan kucrut merindukan rembulan jika dibandingkan. Terlepas dari kualitas kinerja dan prestasi beliau, pantas atau tidak, atau justru kurang. entahlah. Terasa sangat tidak tepat sekali hal itu dibicarakan oleh seorang petinggi nomor satu Indonesia di depan publik.

Tetapi satu hal yang juga harus kita ingat, menurut saya, dalam konteks strategi komunikasi seorang pemimpin, ungkapan SBY tersebut tidaklah hanya semacam keluhan atau mungkin guyonan semata. (Memang beliau tidak pernah berguyon layaknya Jusuf Kala) Bayangkan seorang presiden, orang nomor satu, tidak mungkin lah meruntuhkan prestisenya hanya dengan beberapa kalimat. Well, Unfortunately, tidak ada asumsi untuk ini. Yang jelas, apapun interpretasi dan persepsi kita mengenai hal ini,

"Just keep Open Minded"

Oleh  Fajriey Ansyah

No comments:

Post a Comment